Anggara Sri Wisnu, backpacker to Bali Lombok Yogyakarta Indonesia, javanese classical dance, indonesian dance, dongeng wayang kancil, shadow puppet play, javanese gamelan music ensemble orchestra, ramayana ballet performance, food cuisine culinary, tourism places, dangdut hot syur erotis, nunchaku brucce lee, martial art, capoeira, batu mulia akik gemstone, keris pusaka, wayang kulit purwa, shadow puppet play, funny cute animal
Wednesday, February 10, 2016
JAVANESE TRADITIONAL ARCHERY - Panahan Tradisional Indonesia - Jemparingan Mataraman
Years ago, in the era of Mataram Kingdom, there is a special force which called Nyutra. It was the archery soldier of the Mataram kingdom. Inspired of this special force, nowdays in java island (yogyakarta), we can find some groups of traditional archery.
This kind of archery is unique because in the tournament, we have to wear the javanese traditional outfits, and when we do the shooting we have to sit cross legs on the floor.
Makna filosofi jemparingan tidak sekedar olahraga panahan, tapi merupakan seni mengolah rasa. Dimana seorang pemanah dalam membidik menggunakan perasaan, sehingga dibutuhkan ketenangan, layaknya mengheningkan cipta, agar tepat sasaran. Ketenangan ini yang merupakan makna terdalam dari filosofi jemparingan. Bahwa seseorang harus mempunyai ketenangan dalam mengambil keputusan, agar keputusan tersebut tepat.
Pemanah mengenakan busana tradisional, khususnya Jawa , baik pria atau wanita. Lomba memanah di lakukan dengan duduk bersila kemudian peserta memanah sasaran atau bandhul.
Bandhul ini merupakan batangan kayu lunak, berbentuk bulat dengan panjang sekitar 30 (tiga puluh) cm dan diameter 3 (tiga) cm, dengan warna merah dan putih. Bandhul ini diibaratkan seorang musuh dalam peperangan dulu, warna merah pada ujungnya, diibaratkan kepala musuh. Dalam lomba Peserta yang mengenai warna merah mendapatkan nilai 3 (tiga), kalau putih mendapatkan nilai 1 (satu). Peserta akan memanah sebanyak 20 (dua puluh) rambahan/ ronde. Setiap rambahan, menggunakan 5 (lima) anak panah. Pergantian rambahan di tandai dengan bunyi peluit. Pada jaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pergantian ditandai dengan bunyi Bendhe (gong kecil).
Nama Prajurit Kraton Yogyakarta: Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Bugis, Surakarsa.
Jemparingan Mataram at 3PM afternoon in The Ambarrukmo Plaza Hotel Yogyakarta Indonesia. panahan tradisional.
Tutorial panahan tradisional indonesia.
competition, tournament, championships, byron ferguson, perpani, lomba, seni, budaya, mardisoro, langenastro, bali, klaten, sleman, atmajaya, permagi, sipas, jogo negaran, kemandungan, kadisoka, dewondanu, kadisoka, lombok, sumatra, kalimantan, sulawesi, madura, surabaya, ambarrukmo, art, culture, kebudayaan, tni, kopassus, hamas, terkuat, keraton, tombak, keris, pedang, panah, kirab, parade, pawai, pisowanan agung, upacara, gunungan, grebeg, besar, sekaten, garebeg, grebek, solo, surakarta, pakualaman, gamelan, bregada, bergodo, jamasan, pusaka, indonesia, mataram, majapahit, singasari, abdi dalem, heritage, tourism, destination, lombok abang, attact, hunting, shooting, trick shots.
Citizen journalism by Anggara Sri Wisnu.
http://sriwisnu02.blogspot.com
http://wisnu-studio.blogspot.com
http://wayang-kancil.blogspot.com
http://indonesiandance.blogspot.com
http://cakilindonesia.blogspot.com
http://wayang-world.blogspot.com
http://ramayanaballetindonesia.blogsp...
http://anggarasriwisnu02.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment